Beranda | Artikel
Lelaki dan perempuan telanjang?
Jumat, 29 Mei 2009

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya:

حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ أَبِي صَغِيرَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ قَالَ حَدَّثَنِي الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ فَقَالَ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَاكِ

Qais bin Hafsh menuturkan kepada kami. Dia berkata: Khalid bin al-Harits menuturkan kepada kami. Dia berkata: Hatim bin Abi Shaghirah menuturkan kepada kami dari Abdullah bin Abi Mulaikah. Dia berkata: al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr menuturkan kepadaku bahwa Aisyah radhiyallahu’anha berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak -pada hari kiamat- kalian akan dihimpun dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan.” ‘Aisyah mengatakan: Aku berkata, “Ya Rasulullah, para lelaki dan perempuan -sama-sama telanjang- [?] Tentunya mereka akan saling melihat satu sama lain.” Maka beliau menjawab, “Urusan mereka pada saat itu jauh lebih menyibukkan, sehingga hal itu tidak lagi mereka hiraukan.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq, bab kaif al-Hasyr. Diriwayatkan juga oleh Muslim dalam Kitab al-Jannah wa shifatu na’imiha wa ahliha dengan lafaz yang agak berbeda).

Hadits yang mulia ini mengandung pelajaran:

  1. Wajibnya mengimani adanya kehidupan setelah kematian dan hari pembalasan amal
  2. Manusia akan dihimpunkan di akhirat kelak di padang mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, dan belum dikhitan
  3. Kengerian dan kedahsyatan hari kiamat sampai-sampai membuat manusia tidak mempedulikan lagi apa yang ada di sekitarnya. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing dan menantikan keputusan Rabbul ‘alamin terhadap mereka, ke surga ataukah ke neraka. Bisakah anda membayangkan kengerian itu? Sampai-sampai orang tidak lagi peduli tubuhnya telanjang, bahkan tidak lagi peduli banyak perempuan yang telanjang di sekitarnya yang kalau seandainya kejadian itu muncul di tengah-tengah masyarakat kita -terlebih lagi di sekitar para pemuda- tentu saja mata mereka akan terbelalak dan menganggapnya bak bidadari yang turun dari surga, padahal hal itu haram untuk dipandang oleh mereka! Aduhai, tidakkah mereka segera bertaubat dari perbuatan-perbuatan nista semacam itu. Tidakkah mereka ingat kedahsyatan hari kiamat kelak yang menggoncangkan hati manusia dan melalaikan mereka dari melirik sesuatu yang haram untuk mereka pandangi. Ittaqullaaha ya syabaab! (bertakwalah kepada Allah, wahai para pemuda)
  4. Di dunia, kaum lelaki tidak boleh melihat aurat perempuan yang tidak halal baginya demikian pula sebaliknya.
  5. Sangat tidak bolehnya memamerkan aurat di tempat-tempat umum sebagaimana yang pada masa sekarang ini banyak dilakukan oleh kaum wanita. Kalau yang melakukan adalah orang-orang kafir maka kita masih bisa sedikit memakluminya, namun ternyata tidak sedikit di antara kaum muslimah yang turut mempertontonkan aurat mereka di tempat umum atau di media massa. Inna lillahi wa inna ilahi raji’un. Wahai muslimah, bertakwalah kalian kepada Allah! Apakah kalian merasa bangga berbuat durhaka kepada Rabb penguasa hari pembalasan?
  6. Hendaknya seorang muslim memiliki rasa malu, bahkan rasa malu itu merupakan cabang dari keimanan. Dan pelajaran lainnya yang belum kami ketahui, wallahu a’lam.


Artikel asli: http://abumushlih.com/lelaki-dan-perempuan-telanjang.html/